Pekerja Dibohongi, Lahan Dicuri, Air Dicemari: Mafia Tambang Emas Liar Di Kubar Diduga Dibekengi Oknum Berseragam

- Penulis

Selasa, 19 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Padri, warga desa Linggang Tutung Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten Kutai Barat, gajih mereka tak dibayar Anton, pelaku Penambangan emas tanpa izin (PETI) di Tutung.

Padri, warga desa Linggang Tutung Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten Kutai Barat, gajih mereka tak dibayar Anton, pelaku Penambangan emas tanpa izin (PETI) di Tutung.

Tribunone.com, Sendawar – Ledakan amarah meledak di perut bumi Kutai Barat! Puluhan pekerja tambang emas tanpa izin (PETI) di Desa Linggang Tutung, Kecamatan Linggang Bingung, dibuat melarat oleh seorang penambang ilegal bernama Anton, yang disebut-sebut sebagai “raja emas liar” di wilayah tersebut.

Alih-alih digaji, para pekerja diperas tenaganya, lalu ditendang seperti anjing jalanan. Anton diduga memperkerjakan mereka tanpa kontrak, tanpa jaminan, tanpa nurani. Puluhan keluarga kini terancam kelaparan karena satu orang tamak yang haus emas dan rakus uang.

“Saya minta kepada Pak Anton, tolong bayar gaji kami. Itu satu-satunya harapan untuk menghidupi keluarga,” ratap Padri, pekerja yang nyaris putus asa, Senin (18/8/2025).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tak hanya Padri. Belasan orang lain mengalami nasib yang sama. Mereka bekerja siang malam mendulang emas, tapi tak sebutir pun hasilnya kembali ke tangan mereka.

M Rustam alias Batang, warga Desa Linggang Tutung Kecamatan Linggang Bigung, pemilik lahan tempat Anton melakukan penambangan emas tanpa izin (PETI) tidakmembayar lahan milik Rustam.
M Rustam alias Batang, warga Desa Linggang Tutung Kecamatan Linggang Bigung, pemilik lahan tempat Anton melakukan penambangan emas tanpa izin (PETI) tidakmembayar lahan milik Rustam.

Lebih menjijikkan lagi, Anton juga dituding mengeruk emas dari lahan milik warga tanpa izin dan tanpa membayar sepeser pun. Rustam, pemilik lahan yang ditambang secara ilegal, mengaku dirugikan hingga Rp150 juta!

“Lahan saya dijarah Anton, saya ditipu mentah-mentah. Ini bukan lagi penambang, ini bandit berkedok bisnis,” tegas Rustam alias Batang, dengan mata berapi-api.

Baca Juga:  Macron Peringatkan "Skenario Terburuk" jika Iran Tinggalkan NPT, Desak Dunia Bertindak

Modus Anton? Klasik dan busuk. Ia berdalih emas yang ditambang “zonk”, alias nihil. Tapi anehnya, selalu kembali menggali di lokasi yang sama. Diduga, dalih ini adalah kedok licik untuk menghindari kewajiban membayar pekerja dan pemilik lahan.

Lebih bikin darah mendidih, warga menyebut Anton sering pamer punya “bintang” di belakangnya – istilah yang merujuk pada oknum aparat berseragam. Ada dugaan kuat praktik haram ini dilindungi oleh jaringan beking gelap yang menodai nama institusi.

“Mereka bilang ada orang kuat di belakang mereka, ada bintang yang jaga. Kami rakyat kecil bisa apa?” keluh Rustam, nyaris putus harapan.

Kini masyarakat meminta Kapolres Kutai Barat untuk turun langsung dan mengobrak-abrik jaringan mafia emas ini. Razia besar-besaran di wilayah Tutung dan Kelian Dalam menjadi tuntutan mendesak, demi menyelamatkan lingkungan, menegakkan keadilan, dan memulihkan martabat hukum.

Karena jika hukum tak segera bicara, rakyat bisa murka. Dan jika rakyat sudah murka, Anton tak butuh penjara – dia butuh perlindungan dari amarah seluruh kampung!

“Kami bukan budak tambang, kami manusia! Bayar hak kami atau bersiap tanggung akibatnya!” – suara lantang warga yang tak ingin lagi dibodohi. (*)

#LawanMafiaTambang #TangkapAnton #BersihkanPolriDariBeking

Facebook Comments Box

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Warga Dempar Jadi Korban Penipuan Online, Identitas Disebar hingga Rugi Jutaan Rupiah
Gerbang Dayak Gelar Aksi Damai di PT Lonsum, Desak Penyelesaian PHK dan Plasma
Dibalik Tambang Emas Neraka: 5 Excavator Disikat, Diduga Libatkan Oknum DPRD Kutai Barat
Ruang Kelas Sekolah Negeri Masih Kurang, Disdikbud Kubar Malah Hibahkan Puluhan Miliar untuk Bangun Sekolah Swasta
Kasus Pupuk PT ARI: Polisi dan Perusahaan Dinilai Tidak Adil, Supriyadi Jadi Kambing Hitam
Aksi Damai Driver Ojol Godams di Mapolda Sumut: Tuntut Evaluasi Aparat Usai Kematian Affan Kurniawan
Zikir dan Doa Bersama di Polres Aceh Timur: Mahasiswa dan Pemuda Bersatu Jaga Kedamaian
Kasus Dugaan Pencurian Pupuk di PT Aneka Raksa Internasional, Karyawan Jadi Tersangka
Berita ini 96 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 22 September 2025 - 10:30

Warga Dempar Jadi Korban Penipuan Online, Identitas Disebar hingga Rugi Jutaan Rupiah

Jumat, 12 September 2025 - 11:11

Gerbang Dayak Gelar Aksi Damai di PT Lonsum, Desak Penyelesaian PHK dan Plasma

Kamis, 11 September 2025 - 01:28

Dibalik Tambang Emas Neraka: 5 Excavator Disikat, Diduga Libatkan Oknum DPRD Kutai Barat

Rabu, 10 September 2025 - 06:46

Ruang Kelas Sekolah Negeri Masih Kurang, Disdikbud Kubar Malah Hibahkan Puluhan Miliar untuk Bangun Sekolah Swasta

Kamis, 4 September 2025 - 10:28

Kasus Pupuk PT ARI: Polisi dan Perusahaan Dinilai Tidak Adil, Supriyadi Jadi Kambing Hitam

Berita Terbaru