Kasus HIV/AIDS di Kalangan Pelajar Kupang Meningkat, Wali Kota Bentuk Gerakan Edukasi dan Pencegahan Dini

- Penulis

Selasa, 28 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

KUPANG, TRIBUNONE.COM–Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, mengambil langkah cepat setelah menerima laporan mengejutkan dari Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) tentang meningkatnya kasus HIV/AIDS di kalangan pelajar dan mahasiswa. Dari total 2.539 kasus HIV/AIDS per September 2025, kelompok pelajar dan mahasiswa tercatat sebagai penyumbang tertinggi kedua setelah pekerja swasta.

Laporan tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris KPAD Kota Kupang, Julius Tanggu Bore, pada Kamis (16/10/2025). Dalam paparannya, Julius menyebutkan adanya indikasi praktik eksploitasi seksual di kalangan pelajar SMP yang kini menjadi perhatian serius pemerintah daerah.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Yang memprihatinkan, terdapat indikasi praktik eksploitasi seksual di kalangan pelajar SMP,” ungkap Julius, kepada Media ini, Selasa (28/10/2025).

Data KPAD menunjukkan, dari total 2.539 kasus, terdapat 254 kasus di kalangan pelajar dan mahasiswa, jumlah yang lebih tinggi dibanding kelompok berisiko lainnya (203 kasus). Sementara berdasarkan profesi, pekerja swasta mendominasi dengan 889 kasus atau 35 persen, disusul kategori tidak spesifik sebanyak 432 kasus (17 persen), ibu rumah tangga 406 kasus (16 persen), pelajar dan mahasiswa 254 kasus (10 persen), serta kelompok berisiko lainnya 203 kasus (8 persen).

Distribusi kasus juga menunjukkan konsentrasi tertinggi di Kecamatan Oebobo (21% atau 533 kasus), diikuti Kelapa Lima (20% atau 508 kasus), Maulafa (19% atau 482 kasus), Alak (17% atau 432 kasus), Kota Lama (12% atau 305 kasus), dan Kota Raja (11% atau 279 kasus).

Menurut Julius, temuan paling mengkhawatirkan justru berasal dari kalangan pelajar SMP yang diduga menjadi korban maupun pelaku praktik eksploitasi seksual. Berdasarkan hasil wawancara dan pendampingan, sejumlah pelajar mengaku melakukan pertemuan dengan banyak orang dalam sehari untuk memperoleh uang saku, tanpa memahami risiko yang mereka hadapi.

“Mereka melakukannya tanpa perlindungan yang memadai dan tanpa kesadaran akan bahaya penularan penyakit,” ujarnya.

Temuan serupa juga diungkap oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kupang melalui percakapan grup pesan singkat antar-pelajar SMP yang terdeteksi berisi ajakan dan transaksi berisiko.

Kepala DP3A Kota Kupang, dr. Marciana Halek, menilai bahwa penyimpangan perilaku di kalangan pelajar tidak bisa dilepaskan dari faktor keluarga, terutama hilangnya figur ayah (fatherless) dalam pengasuhan anak.

“Ketiadaan figur ayah membuat anak kehilangan arah dan mencari perhatian di luar rumah, termasuk dalam pergaulan yang salah,” jelas Marciana.

Baca Juga:  Mbak Ita Tantang KPK di Persidangan: Kenapa Indriyasari Belum Jadi Tersangka?

Menurutnya, banyak anak yang tumbuh tanpa bimbingan emosional dari orang tua, sehingga lebih mudah terpengaruh oleh lingkungan dan godaan dunia digital. Berdasarkan data Sistem Informasi Online (Simfoni) PPA tahun 2025, tercatat 56 kasus kekerasan seksual berbasis elektronik (KSBE) di Kota Kupang. Bentuknya beragam, mulai dari penyebaran konten asusila hingga ajakan berinteraksi berisiko antar-pelajar.

DP3A bersama Polresta Kupang Kota, Rumah Harapan GMIT, dan LBH Apik kini memperkuat pendampingan terhadap anak-anak korban kekerasan serta memberikan edukasi tentang literasi digital dan kesehatan reproduksi.

Menyikapi situasi ini, Wali Kota Kupang dr. Christian Widodo langsung memanggil Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang. Ia menegaskan pentingnya langkah pencegahan dini melalui edukasi dan penyuluhan di lingkungan sekolah.

“Kami ingin ada sosialisasi rutin minimal tiga kali setahun di setiap sekolah tentang kesehatan reproduksi dan pencegahan HIV/AIDS,” tegas Chris.

Ia menambahkan, program edukasi tidak hanya menyasar pelajar, tetapi juga para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan keluarganya. Langkah ini diharapkan membantu para orang tua memahami peran mereka dalam pengawasan dan pembinaan anak.

“Ini bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga masa depan generasi muda Kota Kupang,” ujarnya.

Wali Kota juga menginstruksikan agar setiap kegiatan pemerintahan yang melibatkan ASN disisipkan materi pembinaan moral dan edukasi kesehatan reproduksi, sehingga pencegahan dapat dilakukan secara menyeluruh dari lingkungan keluarga hingga sekolah.

Selain itu, Chris mengarahkan agar Warga Peduli AIDS (WPA) di 51 kelurahan kembali diaktifkan dan dilibatkan dalam kegiatan lintas sektor, termasuk DP3A, Posyandu, dan PKK. Langkah ini diharapkan memperkuat sinergi antar-lembaga dalam memberikan pendekatan yang edukatif dan humanis.

“Pendekatannya harus edukatif dan humanis, terutama bagi anak-anak yang terlibat dalam perilaku berisiko,” kata Chris.

Ia juga mengusulkan adanya kerja sama dengan aparat kepolisian untuk melakukan pendataan dan pembinaan langsung di lapangan, sehingga upaya pencegahan bisa dilakukan lebih dini dan tepat sasaran.

Dengan langkah-langkah cepat ini, Pemerintah Kota Kupang berupaya menghentikan laju peningkatan kasus HIV/AIDS dan mencegah eksploitasi seksual di kalangan pelajar.

“Kami ingin memastikan setiap anak di Kota Kupang tumbuh dengan aman, sehat, dan berkarakter,” pungkas Wali Kota Christian Widodo.

Facebook Comments Box

Penulis : Marlensiana

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

PETI Menggila di Kelian Dalam: Hukum Seolah Mandul, Warga Tuduh Ada ‘Tangan Gelap’ Bekingi Tambang Ilegal
Kejagung Resmi Limpahkan Berkas Nadiem Makarim dkk ke Jaksa Penuntut Umum
FH Universitas Brawijaya Anugerahkan “Prominen Award” untuk 29 Alumni dan Pegawai Berjasa di Dunia Hukum
Dugaan Skandal Dana Desa Miliaran Rupiah, Aparat Sangsang Dipanggil Tipikor Polres Kubar
Saat Edukasi Menjadi Kunci: Perempuan Cerdas, Bebas dari Takut Kista Ovarium
Hari Sumpah Pemuda, Gubernur NTB Serukan Semangat Persatuan dan Keteguhan Bangsa
Gubernur NTT Tegaskan Peran APIP dalam Pengawasan Pemerintahan Daerah
Gubernur NTT Dorong Bambu Jadi Pilar Ekonomi Restoratif di Labuan Bajo
Berita ini 16 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 14 November 2025 - 04:05

PETI Menggila di Kelian Dalam: Hukum Seolah Mandul, Warga Tuduh Ada ‘Tangan Gelap’ Bekingi Tambang Ilegal

Senin, 10 November 2025 - 04:58

Kejagung Resmi Limpahkan Berkas Nadiem Makarim dkk ke Jaksa Penuntut Umum

Jumat, 7 November 2025 - 04:26

FH Universitas Brawijaya Anugerahkan “Prominen Award” untuk 29 Alumni dan Pegawai Berjasa di Dunia Hukum

Kamis, 30 Oktober 2025 - 15:27

Dugaan Skandal Dana Desa Miliaran Rupiah, Aparat Sangsang Dipanggil Tipikor Polres Kubar

Rabu, 29 Oktober 2025 - 02:06

Saat Edukasi Menjadi Kunci: Perempuan Cerdas, Bebas dari Takut Kista Ovarium

Berita Terbaru