Skandal Tanah Kelian Dalam: Jebakan Dokumen Gelap, Oknum Polisi Masuk Angin, dan Pembantaian Hak oleh PT ISM

- Penulis

Minggu, 10 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kunjungan kerja (Kunker) gabungan komisi tim I DPRD Kabupaten Kutai Barat (Kubar) Kembali datangi kampung Kelian Dalam Kecamatan Tering, kunjungan tim gabungan tersebut terkait dengan polemik lahan antara masyarakat kampung Kelian Dalam dengan PT. Indotama Semesta Manungal
(ISM). Foto Istimewa, Sabtu (09/08/2025)

Kunjungan kerja (Kunker) gabungan komisi tim I DPRD Kabupaten Kutai Barat (Kubar) Kembali datangi kampung Kelian Dalam Kecamatan Tering, kunjungan tim gabungan tersebut terkait dengan polemik lahan antara masyarakat kampung Kelian Dalam dengan PT. Indotama Semesta Manungal (ISM). Foto Istimewa, Sabtu (09/08/2025)

Hanya 3 orang Dewan yang berani turn ke Lapangan! Kepala Kampung Menghilang, warga menggigit!

TRIBUNONE.COM, SENDAWAR – Konflik lahan berdarah dingin di Kampung Kelian Dalam, Kecamatan Tering, memuncak ke titik didih. Dugaan rekayasa dokumen, pemalsuan tanda tangan, penggusuran sepihak, hingga intervensi aparat penegak hukum, semuanya dibongkar terang-terangan dalam kunjungan dramatis DPRD Kutai Barat (Kubar) pada Sabtu, 9 Agustus 2025.

Diwakili hanya oleh tiga “prajurit rakyat” dari 12 anggota tim gabungan DPRD yang seharusnya hadir, Yudi Hermawan, Potit, dan Adrianus, kunjungan ini menjadi saksi bisu dari pengkhianatan terhadap hak-hak masyarakat adat dan pemilik sah lahan.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kami hanya ingin keadilan. Bukan intimidasi, bukan pembodohan massal pakai dokumen gelap yang ditandatangani warga tanpa tahu isinya,” tegas Dirmianus Alia, jubir masyarakat, dengan nada lantang.

DOKUMEN HANTU & TANDA TANGAN ILEGAL: PERMAINAN KOTOR ATAU SKEMA TEROR?

Warga mengungkap bahwa mereka dipaksa menandatangani dokumen yang isinya tidak diperlihatkan, bahkan ada yang mengira menerima “uang THR” Rp 5 juta, padahal tanah mereka tertulis dihargai ratusan juta rupiah dalam dokumen notaris!

“Itu penipuan terang-terangan. Kami dijebak. Ada yang lahan satu hektare lebih, tapi namanya digantikan orang lain,” ungkap Dirmianus lagi.

TIPIKOR MASUK PERMAINAN, KASUS PERDATA DIPELINTIR JADI KORUPSI?

Yang lebih mengagetkan, kasus lahan yang semestinya perdata malah ditarik ke ranah Tipikor oleh oknum polisi. Tim kecamatan yang sedang memverifikasi dokumen dipanggil oleh Unit Tipikor sebelum pengecekan selesai. 

“Kenapa Tipikor ikut-ikutan? Ini lahan warga, bukan kasus suap proyek. Kami tahu ini pengalihan isu, tekanan dari atas agar verifikasi dihentikan!” ujar warga geram. 

KEPALA KAMPUNG HILANG SAAT DEWAN DATANG, ADA APA?!

Saat tim DPRD datang ke lokasi, Kepala Kampung Kelian Dalam, Imran Rosadi, mendadak lenyap! Tidak bisa ditemui, tidak bisa dikonfirmasi. Warga mencium bau busuk pengkhianatan.

Baca Juga:  Kutai Barat dalam Cengkeraman Konsesi: Warisan Izin Ismail Thomas dan Derita di Tanah yang Terkapling

 

“Orang yang seharusnya melindungi kami malah bersembunyi. Ada yang bilang dia sengaja kabur karena tahu banyak,” tuding warga. 

PT ISM MULAI PANIK, DEKATI WARGA SECARA PERSONAL, TANDA-TANDA KROPOS TERLIHAT!

Warga mengklaim bahwa PT ISM kini mulai melakukan pendekatan bawah tangan kepada warga tertentu, setelah tekanan publik dan fakta di lapangan tidak terbantahkan lagi. 

“Dari awal ini kerja sistematis dan terstruktur. Kami tahu siapa yang bermain. Tapi sekarang mereka mulai goyah,” tegas Dirmianus.

INI BUKAN SEKADAR LAHAN – INI HARGA DIRI!

Konflik lahan ini melibatkan lebih dari 50 hektare tanah dan setidaknya 35 nama pemilik sah yang hingga hari ini belum mendapat keadilan. 

Warga menegaskan: tidak akan berhenti menuntut hak. Mereka mendorong DPRD untuk benar-benar menindaklanjuti janji mereka bukan sekadar “berfoto di lapangan lalu hilang bak ditelan bumi”.

Secara terpisah , Rahmadi yang merupakan koordinator masyarakat mengatakan, bahwa pemilik lahan yang sah adalah sebagai berikut:

  1. Saleng
  2. Nurdin
  3. Andali (Alm)
  4. Ambo Sakka
  5. Zainal
  6. Coming
  7. Rismiati
  8. Ramlah
  9. Rahman
  10. Muhammad Tang
  11. Mansyah
  12. Safaruddin/Ramli
  13. Juma
  14. Wellang
  15. Handoko Setia Pinuji
  16. Edi Sutopo
  17. Rahmadi
  18. Alia
  19. Bahrul
  20. Muhamad muldy
  21. Muhamad Farhan
  22. Arnansyah (Almarhum)
  23. Herlambang

Ia berharap DPRD konsisten mengawal janji mereka. “Mereka sudah janji mendampingi sampai selesai. Setelah kunjungan ini, katanya akan rapat untuk membahas temuan-temuan di lapangan,” tutupnya.

Konflik lahan Kelian Dalam bukan hanya persoalan ganti rugi. Ini adalah cermin korupsi sistemik, pengkhianatan pejabat kampung, permainan hukum, dan arogansi korporasi. Saat rakyat melawan, kekuasaan diuji. Siapa yang akan berdiri bersama kebenaran?

Tim: Redaksi

Facebook Comments Box

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Warga Dempar Jadi Korban Penipuan Online, Identitas Disebar hingga Rugi Jutaan Rupiah
Gerbang Dayak Gelar Aksi Damai di PT Lonsum, Desak Penyelesaian PHK dan Plasma
Dibalik Tambang Emas Neraka: 5 Excavator Disikat, Diduga Libatkan Oknum DPRD Kutai Barat
Ruang Kelas Sekolah Negeri Masih Kurang, Disdikbud Kubar Malah Hibahkan Puluhan Miliar untuk Bangun Sekolah Swasta
Kasus Pupuk PT ARI: Polisi dan Perusahaan Dinilai Tidak Adil, Supriyadi Jadi Kambing Hitam
Aksi Damai Driver Ojol Godams di Mapolda Sumut: Tuntut Evaluasi Aparat Usai Kematian Affan Kurniawan
Zikir dan Doa Bersama di Polres Aceh Timur: Mahasiswa dan Pemuda Bersatu Jaga Kedamaian
Kasus Dugaan Pencurian Pupuk di PT Aneka Raksa Internasional, Karyawan Jadi Tersangka
Berita ini 107 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 22 September 2025 - 10:30

Warga Dempar Jadi Korban Penipuan Online, Identitas Disebar hingga Rugi Jutaan Rupiah

Jumat, 12 September 2025 - 11:11

Gerbang Dayak Gelar Aksi Damai di PT Lonsum, Desak Penyelesaian PHK dan Plasma

Kamis, 11 September 2025 - 01:28

Dibalik Tambang Emas Neraka: 5 Excavator Disikat, Diduga Libatkan Oknum DPRD Kutai Barat

Rabu, 10 September 2025 - 06:46

Ruang Kelas Sekolah Negeri Masih Kurang, Disdikbud Kubar Malah Hibahkan Puluhan Miliar untuk Bangun Sekolah Swasta

Kamis, 4 September 2025 - 10:28

Kasus Pupuk PT ARI: Polisi dan Perusahaan Dinilai Tidak Adil, Supriyadi Jadi Kambing Hitam

Berita Terbaru