MAKASSAR, TRIBUNONE.COM–Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Makassar kembali menunjukkan eksistensinya sebagai organisasi kader ideologis yang konsisten membangun kesadaran nasionalis dan semangat kerakyatan. Melalui Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) Akbar 2025, yang digelar pada 15–16 Oktober 2025, GMNI Makassar berhasil mengumpulkan puluhan peserta dari berbagai perguruan tinggi di Kota Makassar.
Kegiatan bertajuk “Membumikan Marhaenisme di Tanah Makassar demi Keutuhan dan Kejayaan GMNI” ini bukan sekadar agenda formal tahunan, tetapi menjadi tonggak penting regenerasi kader dalam mengokohkan ideologi perjuangan Bung Karno di tengah dinamika sosial yang kian kompleks.
PPAB Akbar ini dibuka secara resmi oleh Ketua DPC GMNI Makassar, Royntus A. Abu, atau akrab disapa Bung Roy, dan turut dihadiri jajaran pengurus cabang, alumni, serta kader senior. Kegiatan berlangsung hangat, penuh semangat gotong royong, dengan diskusi-diskusi mendalam mengenai ideologi Marhaenisme, sejarah pergerakan mahasiswa, hingga strategi memperkuat peran GMNI dalam konteks sosial-politik masa kini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Panitia Abdurahim, yang akrab disapa Bung Toel, menyampaikan bahwa kegiatan PPAB Akbar ini merupakan bentuk nyata dari semangat regenerasi organisasi yang berlandaskan nilai ideologis. Menurutnya, panitia mempersiapkan kegiatan ini dengan penuh kesungguhan agar peserta tak hanya memahami struktur organisasi, tapi juga mampu menginternalisasi nilai-nilai perjuangan GMNI.
“PPAB Akbar ini bukan sekadar kegiatan formal, tetapi tanggung jawab ideologis kita sebagai kader GMNI untuk terus menumbuhkan kesadaran perjuangan yang berpihak kepada rakyat,” ujar Bung Toel kepada Media ini.
Ia menjelaskan, PPAB Akbar menjadi langkah awal bagi peserta untuk mengenal lebih dalam nilai-nilai Marhaenisme, sekaligus mengasah kesadaran kritis terhadap kondisi sosial masyarakat. GMNI, katanya, bukan organisasi yang lahir hanya untuk wacana intelektual, melainkan wadah perjuangan nyata yang harus membumi di tengah rakyat.
“Tema yang kami angkat, ‘Membumikan Marhaenisme di Tanah Makassar,’ adalah pesan moral agar kader baru tidak berhenti pada pemahaman teori, tapi juga mampu menghidupkan ideologi itu di tengah masyarakat,” lanjutnya.
Bung Toel menambahkan, proses kaderisasi tidak akan berhenti pada PPAB semata. Setelah tahap ini, seluruh peserta akan mengikuti pendalaman materi lanjutan sebagai bekal sebelum menuju jenjang kaderisasi formal seperti KTD, KTM, dan KTP.
“Kami akan melakukan tindak lanjut materi dari PPAB ini. Sebab, kader GMNI harus memiliki SDM yang berkualitas dan pemahaman ideologi yang kuat. Itu bekal utama untuk memperjuangkan kepentingan rakyat,” tegasnya.
Di akhir keterangannya, Bung Toel mengapresiasi seluruh panitia dan pengurus yang telah bekerja keras menyukseskan kegiatan ini. Ia menyebut keberhasilan PPAB Akbar adalah hasil kerja kolektif dan semangat gotong royong yang selalu menjadi roh perjuangan GMNI.
“Terima kasih kepada seluruh panitia dan kader yang sudah bekerja tanpa kenal lelah. Semangat gotong royong inilah yang menjadi bukti nyata bahwa GMNI masih berdiri tegak, kuat, dan solid,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Cabang GMNI Makassar, Royntus A. Abu (Bung Roy), dalam sambutan pembukaan PPAB Akbar, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap panitia dan seluruh peserta. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen GMNI untuk terus melahirkan kader-kader nasionalis yang berjiwa kerakyatan.
“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras mensukseskan PPAB Akbar ini. Kepada peserta, saya berharap ilmu dan pengalaman yang diperoleh dapat menjadi bekal untuk menjadi kader yang berintelektual, nasionalis, dan berwatak kerakyatan,” tutur Bung Roy dengan tegas.
Ia menilai, kehadiran GMNI di tengah masyarakat tidak boleh berhenti pada tataran diskusi kampus. GMNI harus hadir dalam realitas sosial, mengawal setiap isu-isu lokal dan kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat kecil.
“GMNI Makassar akan terus hadir di ruang-ruang publik. Kita harus ikut mengawal isu-isu lokal dan memastikan suara rakyat tetap didengar. Inilah bentuk konkret membumikan Marhaenisme di Tanah Makassar,” ujar Bung Roy.
Lebih jauh, ia menekankan pentingnya menjaga semangat gotong royong antar kader. Menurutnya, GMNI lahir dari semangat kebersamaan dan perjuangan, sehingga setiap kader harus memegang teguh nilai solidaritas, disiplin, dan komitmen pada ideologi.
“Mari kita rawat semangat gotong royong sebagai kader GMNI. Kita harus tetap berjuang mewujudkan cita-cita Marhaenisme demi keutuhan dan kejayaan organisasi,” ucapnya.
Dalam arahannya, Bung Roy juga menegaskan agar para kader baru tidak hanya berhenti di tahap PPAB. Ia menantang peserta untuk terus berproses dan mengasah kemampuan diri, bukan hanya sekadar menempelkan nama dalam struktur organisasi.
“Harapan saya, jangan berhenti di PPAB. Jangan hanya titip nama di GMNI. Jadilah kader yang benar-benar berproses, berpikir kritis, dan memiliki kesadaran ideologis yang tinggi,” tegasnya.
PPAB Akbar 2025 ini tidak hanya menjadi forum pembelajaran, tetapi juga simbol dari keberlanjutan perjuangan ideologis GMNI di Kota Makassar. Melalui diskusi, pelatihan, dan interaksi antarkader, kegiatan ini menegaskan bahwa regenerasi bukan sekadar proses administratif, melainkan perjuangan nilai.
Dengan semangat itu, GMNI Makassar meneguhkan diri untuk terus berproses, bergerak, dan berpihak. Sebagaimana pesan Bung Roy dalam penutupan acara:
“Selamat datang dan selamat berproses di GMNI Cabang Makassar. Jadilah kader yang tangguh, berani, dan setia pada ideologi rakyat. Karena dari tangan kalianlah, masa depan perjuangan ini akan terus menyala.”












