TRIBUNONE.COM, MEDAN – Ratusan driver ojek online yang tergabung dalam Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitarnya (Godams) menggelar aksi solidaritas damai di depan Mapolda Sumatera Utara, Senin (1/9). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terakhir dan tuntutan keadilan atas meninggalnya rekan mereka, Affan Kurniawan, yang wafat saat mengikuti unjuk rasa beberapa waktu lalu.
Dengan mengenakan pita hitam sebagai simbol duka, massa Godams memulai aksi dari Taman Makam Pahlawan Medan, lalu melanjutkan konvoi menuju Mapolda Sumut secara tertib dengan iring-iringan sepeda motor. Sebuah ambulans berperan sebagai kendaraan komando dalam aksi ini.
Ketua Godams, Agam Zubair, dalam orasinya menegaskan bahwa kematian Affan tidak bisa dilepaskan dari kelalaian aparat saat melakukan pengamanan aksi sebelumnya. Ia mendesak Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada komunitas ojek online di Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami tidak mencari musuh. Kami hanya ingin keadilan bagi almarhum Affan dan memastikan tidak ada lagi korban dalam aksi-aksi damai ke depan,” tegas Agam.
Selain permintaan maaf, massa juga mendesak adanya evaluasi menyeluruh terhadap aparat kepolisian. Mereka menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam penanganan demonstrasi, serta pelibatan tokoh masyarakat dan agama untuk menjaga suasana tetap kondusif.
Agam juga menyampaikan kritik terhadap DPR yang dinilai sering mengambil sikap yang tidak berpihak pada rakyat kecil, dan mendesak Polri agar lebih transparan serta bertindak tegas terhadap anggota yang melanggar SOP.
Aksi ini kemudian direspons langsung oleh Kapolda Sumut yang menemui massa dan menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya Affan. Ia berjanji akan mengevaluasi kinerja jajarannya dan memastikan pendekatan yang lebih humanis ke depannya.
“Kami akan terus berbenah. Penegakan hukum tetap tegas, namun harus tetap menjunjung nilai-nilai kemanusiaan,” ujar Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto.
Menanggapi isu kelompok anarko, Kapolda menegaskan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan kelompok-kelompok yang dapat mengganggu keamanan dan stabilitas ekonomi Sumatera Utara.
Aksi ini ditutup dengan sesi foto bersama antara Kapolda, jajaran Polda Sumut, dan para perwakilan driver ojol. Sekitar pukul 17.00 WIB, massa Godams membubarkan diri dengan tertib, meninggalkan pesan damai dan harapan kuat bahwa tragedi seperti ini tidak akan terulang.
Aksi ini menjadi pengingat penting bahwa aspirasi rakyat bisa disuarakan secara damai, dan bahwa aparat negara hadir bukan untuk berhadapan dengan rakyat, tetapi untuk merangkul dan melindungi mereka. (*)