Truk Angkut Tanah Tanpa Terpal Lewat Depan Polres Kutai Barat, Pengendara Desak Satlantas Bertindak Tegas

- Penulis

Selasa, 7 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SENDAWAR, TRIBUNONE.COM–Warga dan pengendara roda dua di Sendawar mulai gerah dengan pemandangan truk-truk pengangkut tanah yang lalu-lalang tanpa penutup terpal di jalan poros Barong Tongkok–Melak. Ironisnya, kendaraan besar itu melintas setiap hari tepat di depan Markas Polres Kutai Barat tanpa ada tindakan tegas.

Salah seorang pengendara motor, sebut saja R, mengaku resah dengan debu tebal yang beterbangan dari bak truk-truk tersebut. Ia sering melewati jalur itu setiap pagi menuju tempat kerja. Menurutnya, truk tanpa penutup bukan hanya melanggar aturan lalu lintas, tetapi juga membahayakan pengguna jalan lain.

“Setiap kali truk lewat, tanahnya kering dan beterbangan. Kalau pas di belakangnya, debu bisa langsung kena mata, bikin silau dan sakit. Sudah sering saya alami,” ungkap R kepada media ini, Selasa (7/10/2025).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menilai kondisi ini sudah berlangsung lama tanpa ada penertiban yang berarti dari aparat terkait. Padahal, lokasi lintasan para truk itu hanya beberapa meter dari kantor Polres dan persimpangan yang rutin dijaga personel lalu lintas.

“Aneh saja, setiap hari lewat depan Polres, tapi tidak pernah diberhentikan. Padahal setahu saya, kendaraan angkutan wajib pakai terpal kalau bawa material tanah atau pasir,” katanya lagi dengan nada kecewa.

R berharap pihak Satlantas Polres Kutai Barat dan Dinas Perhubungan (Dishub) tidak menutup mata. Ia menegaskan bahwa masyarakat kecil yang tidak menggunakan helm saja bisa langsung ditilang, sementara truk-truk besar yang jelas-jelas melanggar aturan seolah dibiarkan.

“Kalau masyarakat biasa, motor tanpa spion atau helm langsung ditilang. Tapi ini truk besar bawa tanah tanpa terpal, jalan seenaknya di depan polisi, kok dibiarkan? Harusnya adil,” tegasnya.

Baca Juga:  BULOG dan POLRI Matangkan Gerakan Pangan Murah Serentak, Tegaskan Komitmen Jaga Stabilitas Harga Beras Nasional

Pantauan media ini, aktivitas truk pengangkut tanah tampak meningkat dalam beberapa minggu terakhir, terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari.

Sejumlah warga di sekitar jalur itu pun mengaku sudah beberapa kali mengeluhkan masalah serupa ke pemerintah kampung, namun belum mendapat tanggapan yang jelas. Beberapa bahkan menyebut kondisi tersebut membuat mereka kesulitan bernapas dan mengganggu pandangan saat berkendara.

“Kalau sore hari, jalan itu seperti berkabut debu. Apalagi pas banyak truk lewat. Kami cuma minta aparat tegas sedikit, jangan tunggu ada korban baru bergerak,” ujar R menambahkan.

Menurutnya, tindakan preventif sebenarnya sangat mudah dilakukan. Petugas cukup melakukan razia atau pemeriksaan di jalur-jalur padat dan memberi sanksi kepada sopir truk yang tidak memenuhi aturan keselamatan.

“Saya rasa Satlantas sudah sering operasi. Tapi entah kenapa pelanggaran seperti ini tidak pernah tersentuh. Kalau masyarakat biasa yang salah, langsung diambil tindakan. Jadi tolong, jangan pilih-pilih,” kata R.

Ia berharap pemberitaan ini dapat membuka mata pihak berwenang agar segera menertibkan truk-truk pengangkut tanah tanpa terpal. Sebab, selain merusak kenyamanan warga, kondisi itu juga bisa memicu kecelakaan lalu lintas, terutama bagi pengendara roda dua yang melintas di belakangnya.

“Ini masalah sepele tapi berdampak besar. Kami harap Satlantas dan Dishub bisa ambil langkah cepat. Kalau dibiarkan, bisa bahaya buat semua pengguna jalan,” tutupnya.(**)

 

Facebook Comments Box

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Berita Terkait

Hari Sumpah Pemuda, Gubernur NTB Serukan Semangat Persatuan dan Keteguhan Bangsa
Gubernur NTT Tegaskan Peran APIP dalam Pengawasan Pemerintahan Daerah
Gubernur NTT Dorong Bambu Jadi Pilar Ekonomi Restoratif di Labuan Bajo
Siluq Ngurai Siap Meriahkan Dahau Kubar 2025 dengan Pameran Sulam Tumpar dan Lomba Tradisional
Kasus HIV/AIDS di Kalangan Pelajar Kupang Meningkat, Wali Kota Bentuk Gerakan Edukasi dan Pencegahan Dini
Promosi Judi Online, Dua Mahasiswi di Kupang Ditangkap Polisi
Polda NTT Ungkap Dugaan Pencurian 9 Senjata Api, Pelaku Diduga Oknum Polisi
Polres Manggarai Barat Tangani Kasus Penganiayaan Perempuan di Cowang Ndereng
Berita ini 112 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 28 Oktober 2025 - 17:05

Gubernur NTT Tegaskan Peran APIP dalam Pengawasan Pemerintahan Daerah

Selasa, 28 Oktober 2025 - 16:54

Gubernur NTT Dorong Bambu Jadi Pilar Ekonomi Restoratif di Labuan Bajo

Selasa, 28 Oktober 2025 - 15:16

Siluq Ngurai Siap Meriahkan Dahau Kubar 2025 dengan Pameran Sulam Tumpar dan Lomba Tradisional

Selasa, 28 Oktober 2025 - 03:32

Kasus HIV/AIDS di Kalangan Pelajar Kupang Meningkat, Wali Kota Bentuk Gerakan Edukasi dan Pencegahan Dini

Selasa, 28 Oktober 2025 - 03:02

Promosi Judi Online, Dua Mahasiswi di Kupang Ditangkap Polisi

Berita Terbaru